Islam mengajarkan kelembutan dan itu tanda kasih sayang

Dari ‘Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ

“Sesungguhnya sikap lemah lembut tidak akan berada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, jika lemah lembut itu dicabut dari sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi buruk.”
(HR. Muslim no. 2594)



“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium Al Hasan bin ‘Ali (cucu beliau). Ketika itu ada Al Aqra’ bin Habis At Tamimi sedang duduk.
Al Aqra’ berkata bahwa ia memiliki sepuluh anak, namun ia tidak pernah mencium salah seorang di antara mereka sedikit pun.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan padanya,
“Siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak disayangi.”
(HR. Bukhari no. 5997 & Muslim no. 2318)

Islam melarang tindakan radikal atau kekerasan

Buktinya adalah terhadap binatang saja kita dilarang untuk menyiksa.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِى هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ ، فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ ، لاَ هِىَ أَطْعَمَتْهَا وَلاَ سَقَتْهَا إِذْ حَبَسَتْهَا ، وَلاَ هِىَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ

“Ada seorang perempuan disiksa karena seekor kucing yang dikurungnya hingga mati karena tindakannya tersebut ia masuk neraka.
Wanita itu tidak memberi kucing tersebut makan, tidak pula minum ketika ia mengurungnya.
Juga kucing tersebut tidak dibolehkan untuk memakan serangga-serangga di tanah”
(HR. Bukhari no. 3482 dan Muslim no. 2242)

Kenapa wanita ini disiksa di neraka? Karena tindakan ia menyiksa binatang

Coba bayangkan bagaimana jika yang disiksa adalah manusia?

Sa’id bin Jubair menceritakan,

مَرَّ ابْنُ عُمَرَ بِفِتْيَانٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَدْ نَصَبُوا طَيْرًا وَهُمْ يَرْمُونَهُ وَقَدْ جَعَلُوا لِصَاحِبِ الطَّيْرِ كُلَّ خَاطِئَةٍ مِنْ نَبْلِهِمْ فَلَمَّا رَأَوُا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوا فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ مَنْ فَعَلَ هَذَا لَعَنَ اللَّهُ مَنْ فَعَلَ هَذَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ مَنِ اتَّخَذَ شَيْئًا فِيهِ الرُّوحُ غَرَضًا

“Ibnu ‘Umar pernah melewati beberapa pemuda Quraisy yang menancapkan seekor burung dan memanahinya.
Setiap anak panah yang tidak mengenai sasaran menjadi milik si pemilik burung.

Ketika melihat Ibnu ‘Umar, mereka pun bubar.
Ibnu ‘Umar lalu berkata,
“Siapa yang melakukan ini?
Ketahuilah, Allah melaknat orang yang melakukan seperti ini.
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menjadikan makhluk bernyawa sebagai sasaran tembak.”
(HR. Muslim no. 1958)

Ini juga yang disiksa adalah binatang, bagaimanakah dengan manusia?

Ada hadits dikeluarkan pula oleh Muslim bin Al Hajjaj,

مَرَّ هِشَامُ بْنُ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ عَلَى أُنَاسٍ مِنَ الأَنْبَاطِ بِالشَّامِ قَدْ أُقِيمُوا فِى الشَّمْسِ فَقَالَ مَا شَأْنُهُمْ قَالُوا حُبِسُوا فِى الْجِزْيَةِ. فَقَالَ هِشَامٌ أَشْهَدُ لَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِنَّ اللَّهَ يُعَذِّبُ الَّذِينَ يُعَذِّبُونَ النَّاسَ فِى الدُّنْيَا »

“Hisyam bin Hakim bin Hizam pernah melewati beberapa orang petani di Syam. Mereka berdiri di panas terik matahari.

Kemudian Hisyam bertanya, “Apa yang terjadi pada mereka?”

Orang-orang menjawab, “Mereka disiksa karena jizyah (upeti).”

Hisyam berkata, “Aku bersaksi, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia.”
(HR. Muslim no. 2613)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Hisyam menemui gubernur di sana dan berbicara kepadanya.
Ia pun memerintahkan agar mereka dibebaskan.

Dalil di atas menunjukkan haramnya menyiksa manusia, apalagi sampai membunuh atau membakar.
Intinya, Islam tidak mengajarkan radikalisme