Indeks Artikel

a Hoax - a Hoax    Hoax adalah berita palsu yang sengaja dibuat seolah-olah sebagai berita yang benar. Hoax biasanya berbentuk email peringatan, nasehat palsu, berita bohong atau berita palsu. Hoax dapat beredar di mana saja, melalui media apa saja.  Selain dalam bentuk tulisan, sering juga kita melihat dan mendengar istilah hoax ditemukan dalam bentuk tayangan gambar yang telah direkayasa. Jargon “no pic = hoax” pun saat ini sudah tidak bisa digunakan untuk memvalidasi sebuah berita.  Hoax awalnya di sebar sebagai bahan lelucon atau sekadar iseng, kemudian digunakan sebagai promosi dengan penipuan. Tapi jaman sekarang hoax lebih sering digunakan untuk politik sebagai black campaign untuk menjatuhkan pesaing politik.  Kecepatan dan sifat media sosial yang mudah untuk dibagikan, shareability, berperan besar dalam penyebaran hoax, tanpa disadari pengguna media sosial telah menjadi kaki tangan gratisan pembuat hoax. Hoax yang beredar di media sosial menjadi massive ketika diambil oleh sebuah situs terpercaya atau tokoh masyarakat yang memiliki banyak pengikut.  Di era media sosial seperti sekarang sangat sulit untuk membedakan yang palsu dari fakta, butuh kecerdasan dan kedewasaan bersikap dalam menerima sebuah berita.     "Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya bahwa kebohongan tersebut adalah sebuah kebenaran."  Joseph Goebbelz, - Menteri Propaganda Nazi        Hoax tidak ada dalam Islam     Saring sebelum sharing Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa sesuatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (Q.S. Al-Hujarat: 6)     Islam sesungguhnya tidak mengenal hoax secara bahasa, tetapi islam memahami bahwa sebuah kabar / berita tidak selalu benar. Dalam Islam dikenal istilah fitnah, ghibah, dan buhtan. Sebuah kebohongan besar yang sangat merugikan dalam Islam disebut fitnah dan termasuk dalam dosa besar.     “Wahai orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, (sehingga kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjing setengahnya yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? ( Jika demikian kondisi mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Jadi patuhilah larangan-larangan tersebut) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”  (Q. S. Al-Hujarat : 12)        “Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu? Lalu Rasulullah menjawab; ‘Menyebut sesuatu yang tidak disukai saudaramu di belakangnya.’ Kemudian Sahabat kembali bertanya; ‘Bagaimana jika apa yang disebutkan itu benar?’ Rasulullah kemudian menjawab; ‘kalau sekiranya yang disebutkan itu benar, maka itulah ghibah. Tetapi jika hal itu tidak benar, maka engkau telah melakukan buhtan (kebohongan besar).”  (H. R. Muslin, Abu Daud, dan At-Tirmidzi)        “Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapakah syaitan-syaitan itu selalu turun? Mereka turun ke tiap-tiap pendusta yang berdosa, yang mendengar sungguh-sungguh (apa yang disampaikan oleh syaitan-syaitan itu) sedangkan kebanyakan beritanya adalah dusta.”  (Q. S. Asy-Syuraa : 221-223)        “Fitnah itu besar (dahsyat) dari melakukan pembunuhan.”  (Q. S. Al-Baqarah : 217)        Ummat Islam sering lupa, fitnah dan ghibah itu tidak hanya ditujukan kepada tetangga, atau orang-orang di sekitar kita, tetapi juga terhadap pemerintah, partai politik, organisasi, atau kelompok masyarakat tertentu juga.        “Kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar”  (Q. S. An Nur : 15)        “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”  (Q. S. Al Hujurat : 6)     Dalam Islam yang berdosa tidak hanya mereka yang membuat fitnah, tapi juga mereka yang ikut menyebarkan fitnah. Maka mereka yang menyebar hoax dengan membagikannya di media sosial sama dengan mereka yang menyebarkan fitnah.     HOAX = FITNAH     Lalu apa yang harus kita lakukan?     Jadilah pengguna sosial yang cerdas nan bijak, serta pintar, tampan, bersahaja dan baik hati.      Mudah sebetulnya untuk menghentikan penyebaran hoax, tapi memang harus dimulai dari diri kita sendiri.     Ketika anda menerima sebuah berita, cek dulu kebenarannya, jika tidak yakin, jangan disebar.  Jika anda yakin berita tersebut benar, cek kembali apakah informasi tersebut bermanfaat bagi kita atau orang lain? Jika tidak bermanfaat jangan disebar  Jika anda yakin berita tersebut benar dan bermanfaat silahkan di sebar.  etika anda menerima sebuah berita, cek dulu kebenarannya, jika tidak yakin, jangan disebar. Jika anda yakin berita tersebut benar, cek kembali apakah informasi tersebut bermanfaat bagi kita atau orang lain? Jika tidak bermanfaat jangan disebar Jika anda yakin berita tersebut benar dan bermanfaat silahkan di sebar.        Penutup     Check the facts? Ain't got no time for that :)        :)

 

Hoax adalah berita palsu yang sengaja dibuat seolah-olah sebagai berita yang benar. Hoax biasanya berbentuk email peringatan, nasehat palsu, berita bohong atau berita palsu. Hoax dapat beredar di mana saja, melalui media apa saja.

Selain dalam bentuk tulisan, sering juga kita melihat dan mendengar istilah hoax ditemukan dalam bentuk tayangan gambar yang telah direkayasa. Jargon “no pic = hoax” pun saat ini sudah tidak bisa digunakan untuk memvalidasi sebuah berita.

Hoax awalnya di sebar sebagai bahan lelucon atau sekadar iseng, kemudian digunakan sebagai promosi dengan penipuan. Tapi jaman sekarang hoax lebih sering digunakan untuk politik sebagai black campaign untuk menjatuhkan pesaing politik.

Kecepatan dan sifat media sosial yang mudah untuk dibagikan, shareability, berperan besar dalam penyebaran hoax, tanpa disadari pengguna media sosial telah menjadi kaki tangan gratisan pembuat hoax. Hoax yang beredar di media sosial menjadi massive ketika diambil oleh sebuah situs terpercaya atau tokoh masyarakat yang memiliki banyak pengikut.

Di era media sosial seperti sekarang sangat sulit untuk membedakan yang palsu dari fakta, butuh kecerdasan dan kedewasaan bersikap dalam menerima sebuah berita.

 

"Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya bahwa kebohongan tersebut adalah sebuah kebenaran."

Joseph Goebbelz, - Menteri Propaganda Nazi